SITUBONDO
- Manusia memelihara kucing biasanya menyediakan susu di dalam piring
atau mangkuk, lalu binatang peliharaan itu menjilatnya hingga habis.
Namun, ia tidak begitu bagi Raba’i alias Sitimah, seorang wanita yang
tinggal di Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
Wanita berusia 55 tahun itu menyusukan kucing-kucingnya. Memang kedengaran aneh, namun begitulah kehidupan yang dilalui Sitimah sejak 20 tahun lalu. Namun begitu, daripada 20 ekor kucing yang dipeliharanya, hanya tiga ekor yang masih menyusu.
Sitimah mengaku merasa aneh ketika pertama kali kucingnya menyusu payudaranya. “Mulanya, saya terkejut. Kok ada kucing suka menetek,” kata Sitimah ketika ditemui di rumahnya.
Ia juga mengaku awalnya puting payudaranya terasa sakit di dalam mulut kucing, kerana gigi kucing yang tajam. Namun, rasa sakit itu ditahannya, kerana ia tidak mahu melepas atau membuang kucing yang suka menetek itu. “Kasihan Pak, kucing juga perlu disayang,” tutur perempuan yang hidup seorang diri tanpa anak dan suami itu.
Tentu saja, tidak ada air susu yang keluar dari payudara Sitimah. Namun begitu, si kucing tetap tidak mahu melepaskan mulutnya. Malah, aktiviti menetek itu membuatkan si kucing merasa selesa hingga tertidur. Uniknya, kucing-kucing itu akan marah kalau dipaksa melepaskan mulutnya dari payudara Sitimah dan terus mencakar.
“Daripada terus dicakar ya sudah biarkan saja,” kata Sitimah sambil memeluk salah seekor kucing yang sedang menyusu.
Menurut Suma’ati, jira Sitimah, pengorbanan perempuan itu sangat besar. Ia merelakan diri tidak bernikah kerana lebih menyayangi kucing. Sebelum terjadi banjir besar yang melanda Situbondo pada awal tahun 2000, Sitimah pernah dilamar seorang lelaki, namun Sitimah menolak mentah-mentah kerana lelaki itu melarangnya memelihara kucing.
“Lebih baik saya tidak memiliki suami, kalau harus berpisah dengan kucing,” kata Suma’ati menirukan gaya percakapan Sitimah.
Suma’ati sendiri mengaku kasihan melihat kehidupan Sitimah yang ‘bergelumang’ dengan kucing, dan harus bekerja keras hingga tua demi kucing-kucingnya itu.“Mau diapakan, ya kami biarkan saja,” kata Suma’ati.
Wanita berusia 55 tahun itu menyusukan kucing-kucingnya. Memang kedengaran aneh, namun begitulah kehidupan yang dilalui Sitimah sejak 20 tahun lalu. Namun begitu, daripada 20 ekor kucing yang dipeliharanya, hanya tiga ekor yang masih menyusu.
Sitimah mengaku merasa aneh ketika pertama kali kucingnya menyusu payudaranya. “Mulanya, saya terkejut. Kok ada kucing suka menetek,” kata Sitimah ketika ditemui di rumahnya.
Ia juga mengaku awalnya puting payudaranya terasa sakit di dalam mulut kucing, kerana gigi kucing yang tajam. Namun, rasa sakit itu ditahannya, kerana ia tidak mahu melepas atau membuang kucing yang suka menetek itu. “Kasihan Pak, kucing juga perlu disayang,” tutur perempuan yang hidup seorang diri tanpa anak dan suami itu.
Tentu saja, tidak ada air susu yang keluar dari payudara Sitimah. Namun begitu, si kucing tetap tidak mahu melepaskan mulutnya. Malah, aktiviti menetek itu membuatkan si kucing merasa selesa hingga tertidur. Uniknya, kucing-kucing itu akan marah kalau dipaksa melepaskan mulutnya dari payudara Sitimah dan terus mencakar.
“Daripada terus dicakar ya sudah biarkan saja,” kata Sitimah sambil memeluk salah seekor kucing yang sedang menyusu.
Menurut Suma’ati, jira Sitimah, pengorbanan perempuan itu sangat besar. Ia merelakan diri tidak bernikah kerana lebih menyayangi kucing. Sebelum terjadi banjir besar yang melanda Situbondo pada awal tahun 2000, Sitimah pernah dilamar seorang lelaki, namun Sitimah menolak mentah-mentah kerana lelaki itu melarangnya memelihara kucing.
“Lebih baik saya tidak memiliki suami, kalau harus berpisah dengan kucing,” kata Suma’ati menirukan gaya percakapan Sitimah.
Suma’ati sendiri mengaku kasihan melihat kehidupan Sitimah yang ‘bergelumang’ dengan kucing, dan harus bekerja keras hingga tua demi kucing-kucingnya itu.“Mau diapakan, ya kami biarkan saja,” kata Suma’ati.
(sumber : TemanHidup@yahoogroups.com)