Sahabat yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan seharian, kita sering merasa penat dan letih dengan tugas harian, dengan disertai berbagai masaalah kehidupan megakibatkan perasaan tekanan dan ketegangan.
Untuk boleh lepas dari keadaan seperti ini kita perlu membagi waktu khusus guna melakukan senaman dan berehat untuk mencari ketenangan, sehingga jiwa kita pun menjadi lebih ceria dan bersemangat kembali. Sebagaimana tubuh yang memerlukan makanan dan vitemin, jiwa manusia pun memerlukan kerehatan, ketenangan dan keceriaan.
Rasa gembira merupakan kesan positif kejiwaan yang muncul di berbagai keadaan. Jiwa yang ceria merupakan hal yang penting dalam menghilangkan pengalaman buruk yang tak mungkin dihindari seperti kegagalan, kekecewaan, dan perasaan negatif lainnya. Perasaan gembira boleh membantu kesehatan diri dan kembali pulih dan tenang.
Imam Ali bin Musa Al-Ridha berkata, "Rekreasi dan permainan yang menghibur, boleh membantu kalian mengatur hidup dan dengannya kalian akan lebih baik memperoleh kejayaan dalam urusan duniawi."
Para psikologi kini meyakini bahwa kegembiraan dan fikiran yang ceria berpengaruh penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya keceriaan bagi manusia sehingga mampu menjadi ubat sejumlah penyakit. Para psikologi percaya, pada abad terakhir ini, manusia disibukkan dengan dirinya sendiri. Keceriaan bukan hanya boleh mencegah sejumlah penyakit, tapi bahkan boleh membantu dalam perkembangan perniagaan.
Dalam ilmu kedoktoran, tertawa dan gembira merupakan reaksi reflektif yang menyebabkan bergeraknya 15 otot wajah secara tenang, dan mempercepat pernafasan serta peredaran darah sehingga menambah adrenal darah. Kesan dari proses ini menimbulkan perasaan ceria dan gembira dalam diri seseorang. Jika kehidupan manusia kosong dari rasa ceria, nescaya ia akan mengalami derita yang amat berat lantaran beratnya tekanan perasaan."
Menghapus rasa duka dan menciptakan keceriaan merupkan hal yang cukup baik untuk diri sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Kerana rasa duka dan ceria tidak hanya terbatas pada pribadi manusia. Keceriaan dan kesedihan seorang manusia boleh berpengaruh juga terhadap orang lain. Oleh kerana itu, kesedihan ataupun keceriaan seseroang berpengaruh juga bagi orang lain di sekitarnya.
Sahabt yang dimuliakan,
Islam sebagai agama universal yang memenuhi seluruh tuntutan jasmani dan rohani manusia mengajarkan bahawa jiwa yang ceria merupakan hal yang perlu bagi kehidupan. Islam mengajarkan pula kepada kita cara melahirkan keceriaan . Keceriaan yang kadang bermanfaat bagi diri sendiri, dan kadang bermanfaat pula bagi orang lain.
Imam Ali bin Musa Al-Ridha as menyatakan, "Waktu kalian terbagi dalam empat masa. Masa pertama untuk bermunajat dan berdoa kepada Tuhan, masa kedua untuk mencari rezeki, masa ketiga berinteraksi dan bergaul mesra dengan keluarga dan sahabat dan siapa saja yang kalian percaya dan menyimpan aib kalian, dan masa keempat adalah memperuntukkan masa untuk bersenang-senang. Manfaatkan sebaik-baiknya waktu bersenang-senang kalian sehingga boleh membantu dalam menjalankan tugas dan kewajiban kalian".
Salah satu faktor penyebab kegembiraan adalah melihat dan menghayati alam semesta ciptaan Allah. Menyaksikan pemandangan yang indah, warna-warni bunga yang mempesona, pokok-pokok yang hijau, air terjun , gunung-gunung, dan keindahan alam lainnya merupakan kenikmatan yang boleh mendatangkan rasa keceriaan dan kebahagiaan hati.
Selain melihat keindahan alam semesta dengan melakukan perjalanan (musafir) jua merupakan perkara positif yang diajarkan Islam kepada umatnya.
Allah S.W.T. dalam kitab sucinya al-Quran mengajak manusia untuk melakukan perjalanan ke berbagai pelosok muka bumi, sehingga selain boleh mengambil pelajaran dari sejarah dan umat-umat lainnya, juga boleh menikmati keindahan alam di negeri-negeri lain.
Rasulullah S.A.W. dalam hadisnya bersabda yang maksudnya : "Bermusafirlah supaya kalian sehat".
Olahraga dan sukan juga boleh mendatangkan keceriaan bagi jiwa manusia. Olahraga merupakan aktiviti positif dan menggembirakan yang selalu ditegaskan oleh para ulama. Tentu saja, jenis olahraga yang boleh memperkuat semangat ketenteraan dan mengajarkan teknik bela diri lebih dianjurkan.
Rasulullah S.A.W. bersabda maksudnya : "Hak seorang anak dari bapanya adalah mendapatkan pengajaran cara menulis, berenang, dan memanah serta memperoleh rezeki hanya dari cara yang halal".
Menghadiri acara-acara hiburan yang tidak melalaikan seperti nasyid adalah satu cara boleh menghiburkan hati dan menimbulkan rasa ceria separti menyambut hari-hari kebesaran umat Islam atau majlis perkahwinan. Perlulah menjaga batas-batas pergaulan di antara lelaki dan wanita
Islam melarang acara hiburan dan pesta yang bercampur dengan laku maksiat dan hal-hal yang diharamkan. Yang penting keceriaan dan kegembiraan yang positif boleh diperolehi dengan cara menolong sesama kita untuk menjalankan kerja-kerja dakwah.
Menurut Islam keceriaan yang sebenar hanya boleh diperoleh dengan cara menjalankan perintah agama dan mengurangkan pergantungan terhadap dunia. Terikat dengan dunia dan tenggelam dalam kehidupan kebendaan akan membuat manusia menjadi lalai dan tamak. Manusia yang tamak tidak akan pernah puas dan hal inilah yang menyebabkan rasa duka dan kesedihan. Oleh itu, manusia yang tidak terlalu terikat dengan kehidupan duniawi, ia akan senantiasa tabah dalam menghadapi segala ujian dan memiliki jiwa yang lebih positif.
Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud : "Barang siapa yang menggembirakan seorang mukmin, sebenarnya ia menggembirakan diriku, barang siapa yang menggembirakan diriku, sebenarnya ia menggembirakan Allah".
Sahabat yang dikasihi,
Abu Yazid Al-Busthami, seorang ahli sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut.
Dengan murung lelaki itu mengadu, "Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas dalam mencari rezeki tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?."
Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan ubahlah raut mukamu. Kau tahu, Rasulullah S.A.W. adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah S.A.W. salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya."
Lelaki itu tunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Wajahnya sentiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdulillah, sesudah itu dia tidak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.
Memang Allah telah mentakdirkan manusia sebagai makhluk yang paling indah. Bentuknya begitu sempurna, sehingga dipandang dari sudut manapun manusia kelihatan cantik dan serasi. Untuk itu hendaklah kurnia ini jangan dinodai dengan penampilan yang buruk, sebagaimana kata Rasulullah S.A.W. yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan."
Namun demikian tidak bererti Islam mengajarkan kemewahan. Islam justeru menganjurkan kesederhanaan. Baik dalam berpakaian, menghias tubuh maupun pada tindakan dalam kehidupan seharian. Nabi S.A.W. walaupun memakai jubah yang luntur warnanya, tetapi sentiasa bersih.
Sayyidina Umar bin Khattab walaupun jawatannya khalifah, pakaiannya sangat sederhana dan tidak nampakkan tanda kebesaran diri. Tetapi kerapian berpakaian selalu dijaga. Sikapnya ramah, wajahnya sentiasa mengukir senyum. Raut mukanya berseri. Tidak hairanlah jika Imam Hasan Al-Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah raut muka yang ramah dan penuh senyuman. Rasulullah juga pernah bersabda bahawa senyuman adalah sedekah paling murah tetapi besar pahalanya.
Sabda Nabi S.A.W. yang bermaksud, "Senyuman kepada saudaramu adalah sedekah."
Oleh itu marilah sama-sama kita memperbaiki penampilan diri dengan raut wajah yang ceria dan mendamaikan dan sentiasa senyum tanda hati yang bersih dan tulus ikhlas.
Dalam kehidupan seharian, kita sering merasa penat dan letih dengan tugas harian, dengan disertai berbagai masaalah kehidupan megakibatkan perasaan tekanan dan ketegangan.
Untuk boleh lepas dari keadaan seperti ini kita perlu membagi waktu khusus guna melakukan senaman dan berehat untuk mencari ketenangan, sehingga jiwa kita pun menjadi lebih ceria dan bersemangat kembali. Sebagaimana tubuh yang memerlukan makanan dan vitemin, jiwa manusia pun memerlukan kerehatan, ketenangan dan keceriaan.
Rasa gembira merupakan kesan positif kejiwaan yang muncul di berbagai keadaan. Jiwa yang ceria merupakan hal yang penting dalam menghilangkan pengalaman buruk yang tak mungkin dihindari seperti kegagalan, kekecewaan, dan perasaan negatif lainnya. Perasaan gembira boleh membantu kesehatan diri dan kembali pulih dan tenang.
Imam Ali bin Musa Al-Ridha berkata, "Rekreasi dan permainan yang menghibur, boleh membantu kalian mengatur hidup dan dengannya kalian akan lebih baik memperoleh kejayaan dalam urusan duniawi."
Para psikologi kini meyakini bahwa kegembiraan dan fikiran yang ceria berpengaruh penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya keceriaan bagi manusia sehingga mampu menjadi ubat sejumlah penyakit. Para psikologi percaya, pada abad terakhir ini, manusia disibukkan dengan dirinya sendiri. Keceriaan bukan hanya boleh mencegah sejumlah penyakit, tapi bahkan boleh membantu dalam perkembangan perniagaan.
Dalam ilmu kedoktoran, tertawa dan gembira merupakan reaksi reflektif yang menyebabkan bergeraknya 15 otot wajah secara tenang, dan mempercepat pernafasan serta peredaran darah sehingga menambah adrenal darah. Kesan dari proses ini menimbulkan perasaan ceria dan gembira dalam diri seseorang. Jika kehidupan manusia kosong dari rasa ceria, nescaya ia akan mengalami derita yang amat berat lantaran beratnya tekanan perasaan."
Menghapus rasa duka dan menciptakan keceriaan merupkan hal yang cukup baik untuk diri sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Kerana rasa duka dan ceria tidak hanya terbatas pada pribadi manusia. Keceriaan dan kesedihan seorang manusia boleh berpengaruh juga terhadap orang lain. Oleh kerana itu, kesedihan ataupun keceriaan seseroang berpengaruh juga bagi orang lain di sekitarnya.
Sahabt yang dimuliakan,
Islam sebagai agama universal yang memenuhi seluruh tuntutan jasmani dan rohani manusia mengajarkan bahawa jiwa yang ceria merupakan hal yang perlu bagi kehidupan. Islam mengajarkan pula kepada kita cara melahirkan keceriaan . Keceriaan yang kadang bermanfaat bagi diri sendiri, dan kadang bermanfaat pula bagi orang lain.
Imam Ali bin Musa Al-Ridha as menyatakan, "Waktu kalian terbagi dalam empat masa. Masa pertama untuk bermunajat dan berdoa kepada Tuhan, masa kedua untuk mencari rezeki, masa ketiga berinteraksi dan bergaul mesra dengan keluarga dan sahabat dan siapa saja yang kalian percaya dan menyimpan aib kalian, dan masa keempat adalah memperuntukkan masa untuk bersenang-senang. Manfaatkan sebaik-baiknya waktu bersenang-senang kalian sehingga boleh membantu dalam menjalankan tugas dan kewajiban kalian".
Salah satu faktor penyebab kegembiraan adalah melihat dan menghayati alam semesta ciptaan Allah. Menyaksikan pemandangan yang indah, warna-warni bunga yang mempesona, pokok-pokok yang hijau, air terjun , gunung-gunung, dan keindahan alam lainnya merupakan kenikmatan yang boleh mendatangkan rasa keceriaan dan kebahagiaan hati.
Selain melihat keindahan alam semesta dengan melakukan perjalanan (musafir) jua merupakan perkara positif yang diajarkan Islam kepada umatnya.
Allah S.W.T. dalam kitab sucinya al-Quran mengajak manusia untuk melakukan perjalanan ke berbagai pelosok muka bumi, sehingga selain boleh mengambil pelajaran dari sejarah dan umat-umat lainnya, juga boleh menikmati keindahan alam di negeri-negeri lain.
Rasulullah S.A.W. dalam hadisnya bersabda yang maksudnya : "Bermusafirlah supaya kalian sehat".
Olahraga dan sukan juga boleh mendatangkan keceriaan bagi jiwa manusia. Olahraga merupakan aktiviti positif dan menggembirakan yang selalu ditegaskan oleh para ulama. Tentu saja, jenis olahraga yang boleh memperkuat semangat ketenteraan dan mengajarkan teknik bela diri lebih dianjurkan.
Rasulullah S.A.W. bersabda maksudnya : "Hak seorang anak dari bapanya adalah mendapatkan pengajaran cara menulis, berenang, dan memanah serta memperoleh rezeki hanya dari cara yang halal".
Menghadiri acara-acara hiburan yang tidak melalaikan seperti nasyid adalah satu cara boleh menghiburkan hati dan menimbulkan rasa ceria separti menyambut hari-hari kebesaran umat Islam atau majlis perkahwinan. Perlulah menjaga batas-batas pergaulan di antara lelaki dan wanita
Islam melarang acara hiburan dan pesta yang bercampur dengan laku maksiat dan hal-hal yang diharamkan. Yang penting keceriaan dan kegembiraan yang positif boleh diperolehi dengan cara menolong sesama kita untuk menjalankan kerja-kerja dakwah.
Menurut Islam keceriaan yang sebenar hanya boleh diperoleh dengan cara menjalankan perintah agama dan mengurangkan pergantungan terhadap dunia. Terikat dengan dunia dan tenggelam dalam kehidupan kebendaan akan membuat manusia menjadi lalai dan tamak. Manusia yang tamak tidak akan pernah puas dan hal inilah yang menyebabkan rasa duka dan kesedihan. Oleh itu, manusia yang tidak terlalu terikat dengan kehidupan duniawi, ia akan senantiasa tabah dalam menghadapi segala ujian dan memiliki jiwa yang lebih positif.
Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud : "Barang siapa yang menggembirakan seorang mukmin, sebenarnya ia menggembirakan diriku, barang siapa yang menggembirakan diriku, sebenarnya ia menggembirakan Allah".
Sahabat yang dikasihi,
Abu Yazid Al-Busthami, seorang ahli sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut.
Dengan murung lelaki itu mengadu, "Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas dalam mencari rezeki tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?."
Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan ubahlah raut mukamu. Kau tahu, Rasulullah S.A.W. adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah S.A.W. salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya."
Lelaki itu tunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Wajahnya sentiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdulillah, sesudah itu dia tidak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.
Memang Allah telah mentakdirkan manusia sebagai makhluk yang paling indah. Bentuknya begitu sempurna, sehingga dipandang dari sudut manapun manusia kelihatan cantik dan serasi. Untuk itu hendaklah kurnia ini jangan dinodai dengan penampilan yang buruk, sebagaimana kata Rasulullah S.A.W. yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan."
Namun demikian tidak bererti Islam mengajarkan kemewahan. Islam justeru menganjurkan kesederhanaan. Baik dalam berpakaian, menghias tubuh maupun pada tindakan dalam kehidupan seharian. Nabi S.A.W. walaupun memakai jubah yang luntur warnanya, tetapi sentiasa bersih.
Sayyidina Umar bin Khattab walaupun jawatannya khalifah, pakaiannya sangat sederhana dan tidak nampakkan tanda kebesaran diri. Tetapi kerapian berpakaian selalu dijaga. Sikapnya ramah, wajahnya sentiasa mengukir senyum. Raut mukanya berseri. Tidak hairanlah jika Imam Hasan Al-Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah raut muka yang ramah dan penuh senyuman. Rasulullah juga pernah bersabda bahawa senyuman adalah sedekah paling murah tetapi besar pahalanya.
Sabda Nabi S.A.W. yang bermaksud, "Senyuman kepada saudaramu adalah sedekah."
Oleh itu marilah sama-sama kita memperbaiki penampilan diri dengan raut wajah yang ceria dan mendamaikan dan sentiasa senyum tanda hati yang bersih dan tulus ikhlas.
Post a Comment
Jihad Al-Quran
0 comments: